Minggu, 14 Oktober 2012

NARASI




Novel Hafalan Shalat Delisa Karya Tere Liye
Tsunami adalah sebuah peristiwa menggentarkan jiwa bila merasakan, mengingat dan melihat bumi yang menggeliat. Peristiwa tsunami terjadi ketika lantai laut retak seketika, merekah panjang ratusan kilometer. Tarian kematian mencuat mengirimkan pertanda kelam menakutkan. Tanah bergetar dahsyat, menjalar, merambat menggetarkan seluruh dunia. Bumi bak digoyangkan tangan raksasa, air laut bagai mendidih, tersedot ke dalam rekahan yang maha luas.
Tarian kematian semakin mengerikan, aroma tragedi besar menggantung di langit-langit samudera, seribu malaikat bertasbih di atas langit, melesat siap menjemput. Gempa menjalar dengan ketakutan dahsyat bagai di pukul tenaga raksasa, air yang tersedot ke dalam rekahan tanah kembali mendesak ke luar, kembali menghempas terbalik. Sejuta laksa air laut menderu, menerpa amat ganas, bagai tangan-tangan raksasa menuju bibir pantai. Mendesis mengerikan, bergemuruh dan menakutkan.
Saat tsunami akan banyak manusia yang belajar untuk memaknai nilai-nilai keikhlasan, mencintai kehidupan juga kematian, mencintai anugerah juga musibah dan mencintai indahnya hidayah dalam ibadah. Karena hidup adalah lautan yang harus dilayari oleh manusia agar sampai di tempat tujuan. Di hempas ombak, di lempar badai adalah pahit manis kehidupan yang harus di reguh dengan senyuman. Luka-luka dibalut dengan doa.  Setiap detak nafas adalah meringkas jalan pulang. Entah bersama atau sendiri menempuh jarak lapangkan Illahi Rabbi.
Dalam kesadaran ibadah manusia akan semakin kuat ketika memohon kekuatan dan Allah memberinya kesulitan, ketika memohon kebijaksanaan Allah memberinya masalah yang harus dipecahkan, ketika manusia meminta keberanian Allah memberinya musibah yang harus dianalisa dengan akal dan kalbunya. Manusia akan merasakan seperti tidak mendapatkan apa yang diinginkan tetapi Allah memberikan apa yang sebenarnya dibutuhkan. Ilmu dan pengetahuan Allah begitu luas dalam mengiring hamba-Nya untuk datang mendekati-Nya.
Ketika kehidupan memberi manusia seribu alasan untuk menginginkan sesuatu, Allah punya sejuta tahu akan kebutuhan manusia. Hanya dengan rasa syukur dan keikhlasanlah manusia akan menikmati setiap waktu yang berdetak yang telah dianugerahkan Allah SWT. Meskipun dia sedang dihempas gelombang kehidupan.
Isilah kehidupan dengan ibadah yang penuh dengan ketulusan, kekhusyuan dan keikhlasan. Ibadah harus dijalankan oleh siapapun baik orang tua maupun anak-anak. Tata cara ibadah tanamkanlah pada anak-anak agar ia mempunyai iman yang kokoh yang akarnya menghujam ke hati, batangnya kokoh dan berdaun rindang oleh ibadah, sehingga jiwanya menjadi hidup. Hanya dengan berpasrah dan berserah diri pada Allah manusia akan tenang karena setiap langkah kaki ada dalam rencana-Nya dan semua berjalan dalam kehendak-Nya.
By: UMRISTA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar