10 wasiat buat sang istri
"Dunia ini
adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang
shalehah"
(H.R. Muslim)
Untuk para istri yang berhasrat menjadi penyejuk hati
dan mata suaminya.
Semoga Allah memelihara, membimbing dan melindungimu
dalam naungan kasih sayang
dan rahmat-Nya untuk cintanya kepada Allah SWT dan suami & anak2. Amin
Istri memegang peranan yang sangat penting dalam istana
keluarganya. Maka
ia dituntut untuk memahami peranan tersebut lalu
mengaplikasikannya dalam
kehidupan berkeluarga.
Berikut ada beberapa wasiat untuk mereka yang berhasrat
menjadi istri yang mendambakan keluarga bahagia.
1. Takwa kepada Allah dan menjauhi maksiat.
Bila engkau ingin kesengsaraan bersarang di rumahmu dan
bertunas, maka bermaksiatlah kepada Allah.
Sesungguhnya kemaksiatan menghancurkan negeri dan
menggoncang kerajaan. Oleh karena itu jangan engkau goncangkan rumahmu dengan
berbuat maksiat kepada Allah.
Wahai hamba Allah, jagalah Allah maka Dia akan menjagamu
beserta keluarga dan rumahmu.
Sesungguhnya ketaatan akan mengumpulkan hati dan
mempersatukannya, sedangkan kemaksiatan akan mengoyak hati dan menceraiberaikan
keutuhannya.
Karena itulah, salah seorang wanita shalihah jika
mendapatkan sikap keras dan berpaling suaminya, ia berkata:"Aku mohon
ampun kepada Allah....itu terjadi karena
perbuatan tanganku (ke salahanku) "Maka hati-hatilah wahai saudariku
muslimah dari berbuat maksiat,
khususnya: Meninggalkan shalat atau mengakhirkannya atau menunaikannya dengan
cara yang tidak benar.
Duduk di majelis ghibah dan namimah, berbuat riya dan
sum'ah, Menjelekkan dan mengejek orang lain.
Allah berfirman,
"Wahai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum
mengolok-olokkan
kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang
diolok-olokkan)
lebih baik dari
mereka (yang mengolok-olokkan) dan janganlah wanita-wanita
(mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang
diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita yang
mengolok-olokkan"(QS. Al
Hujurat 11).
Keluar menuju pasar tanpa kepentingan yang sangat
mendesak dan tanpa
didampingi
mahram.
Rasulullah
bersabda: "Negeri yang paling dicintai Allah adalah masjid- masjidnya dan negeri yang paling dibenci
Allah adalah
pasar-pasarnya"(HR. Muslim).
Membiarkan suami dalam kemaksiatannya.
Tabarruj (pamer kecantikan) dan sufur (membuka
wajah). (membuka wajah).
Membiarkan sopir dan pembantu masuk ke dalam
rumah tanpa kepentingan yang mendesak.
2.
Berupaya mengenal dan memahami suami.
Hendaknya engkau berupaya memahami suamimu.
Apa apa yang ia sukai, berusahalah memenuhinya dan apa-apa yang ia benci,
berupayalah untuk menjauhinya dengan catatan selama tidak dalam perkara maksiat
kepada Allah karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Al-Khalik (Allah
'Azza
Wajalla).
3.
Ketaatan yang nyata kepada suami dan bergaul dengan baik.
Sesungguhnya hak suami atas istrinya itu
besar. Rasulullah bersabda:
"Seandainya aku
boleh memerintahkanku seseorang sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan
istri untuk sujud kepada suaminya"(HR. Imam Ahmad
Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albany).
Hak suami yang pertama adalah ditaati dalam
perkara yang bukan maksiat kepada Allah dan baik dalam bergaul dengannya serta
tidak mendurhakainya.
Rasulullah bersabda:
Dua golongan yang shalatnya tidak akan
melewati kepalanya, yaitu budak yang lari dari tuannya hingga ia kembali dan
istri yang durhaka kepada suaminya
hingga ia kembali"(HR. Thabrani dan
Hakim, dishahihkan oleh Al-Albany).
Ketahuilah, engkau termasuk penduduk surga
dengan izin Allah, jika engkau
bertakwa kepada Allah dan taat kepada suamimu.
Dengan ketaatanmu pada
suami dan baiknya pergaulanmu terhadapnya,
engkau akan menjdai sebaik-baik wanita(dengan izin Allah).
4. Bersikap qanaah
(merasa cukup) Kami meninginkan wanita muslimah ridha dengan apa yang diberikan
untuknya baik itu sedikit ataupun banyak.
Maka janganlah ia menuntut di luar kesanggupan
suaminya atau meminta sesuatu yang tidak perlu.
Renungkanlah wahai saudariku muslimah, adabnya
wanita salaf radhiallahu 'anhunna...
Salah seorang dari mereka bila suaminya hendak
keluar rumah ia mewasiatkan
satu wasiat ke padanya. Apakah itu??? Ia
berkata pada suaminya:"Hati-hatilah engkau wahai suamiku dari penghasilan
yang haram, karena kami bisa bersabar dari rasa apar namun kami tidak bisa
bersabar dari api neraka..." apar namun kami tidak bisa bersabar dari api
neraka..."
5. Baik dalam mengatur
urusan rumah tangga, seperti mendidik anak-anak dan tidak menyerahkannya pada
pembantu, menjaga kebersihan rumah dan menatanya dengan baik dan menyiapkan
makan pada waktunya.Termasuk pengaturan yang baik adalah istri membelanjakan
harta suaminya pada tempatnya (dengan baik), maka ia tidak berlebih-lebihan
dalam perhiasan dan alat-alat kecantikan.
6.
Baik dalam bergaul dengan keluarga suami dan kerabat-kerabatnya, khususnya
dengan ibu suami sebagai orang yang paling dekat dengannya.Wajib
bagimu untuk menampakkan kecintaan kepadanya,
bersikap lembut, menunjukkan rasa hormat, bersabar atas kekeliruannya dan
engkau melaksanakan semua perintahnya selama tidak bermaksiat kepada Allah
semampumu.
7.
Menyertai suami dalam perasaannya dan turut merasakan duka cita dan
kesedihannya.
Jika engkau ingin hidup dalam hati suamimu,
maka sertailah ia dalam duka cita dan kesedihannya.
Renungkanlah wahai saudariku kedudukan Ummul
Mukminin, Khadijah radhiallahu 'anha, dalam hati
Rasulullah walaupun ia telah
meninggal dunia.. Kecintaan beliau kepada
Khadijah tetap bersemi sepanjang
hidup beliau, kenangan bersama Khadijah tidak
terkikis oleh panjangnya masa.
Bahkan terus mengenangnya dan bertutur tentang
andilnya dalam ujian,kesulitan dan musibah yang dihadapi.
Seorangpun tidak akan lupa perkataannya yang
masyur sehingga menjadikan
Rasulullah merasakan ketenangan setelah
terguncang dan merasa bahagia
setelah bersedih hati ketika turun wahyu pada
kali pertama:" Demi Allah, tidak akan menghinakanmu selamanya. Karena
sungguh engkau menyambung silaturahmi, menaggung orang lemah, menutup kebutuhan
orang yang tidak punya dan engkau
menolong setiap upaya menegakkan kebenaran".(HR. Mutafaq alaihi, Bukhary
dan Muslim).
8. Bersyukur (berterima
kasih) kepada suami atas kebaikannya dan tidak melupakan keutamaannya.Wahai
istri yang mulia! Rasa terima kasih pada suami dapat kau tunjukkan dengan
senyuman manis di wajahmu yang menimbulkan kesan di hatinya hingga terasa
ringan baginya kesulitan yang dijumpai dalam pekerjaannya.
Atau engkau ungkapkan dengan kata-kata cinta
yang memikat yang dapat menyegarkan kembali cintamu di hatinya.
Atau memaafkan kesalahan dan kekurangannya
dalam menunaikan hak-hakmu dengan membandingkan lautan keutamaan dan
kebaikannya kepadamu.
9.
Menyimpan rahasia suami dan menutupi kekurangannya (aibnya).Istri
adalah tempat rahasia suami dan orang yang
paling dekat dengannya serta paling tahu kekhususannya.
Bila menyebarkan rahasia merupakan sifat yang
tercela untuk dilakukan oleh siapapun, maka dari sisi istri lebih besar dan
lebih jelek lagi.
Saudariku, simpanlah rahasia-rahasia suamimu, tutuplah aibnya dan
jangan engkau tampakkan kecuali karena maslahat yang syar'I seperti mengadukan
perbuatan dhalim kepada Hakim atau Mufti atau orang yang engkau harapkan
nasehatnya.
10. Kecerdasan dan kecerdikan serta
berhati-hati dari kesalahan.
Termasuk kesalahan adalah: Seorang istri
menceritakan dan menggambarkan kecantikan sebagian wanita yang dikenalnya kepada suaminya.
Padahal Rasulullah telah melarang hal itu dalam sabdanya: :"Janganlah
seorang wanita bergaul dengan wanita lain lalu mensifatkan wanita itu kepada
suaminya sehingga seakan-akan suaminya melihatnya"(HR. Bukhary dalam
An-Nikah).
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi
kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka.
Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang
taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena
Allah telah memelihara(mereka)...." (Q.S. An Nissa 4.34)
sumber : Rumah tangga tanpa problema,
Syaikh Mazin Bin Abdul Karim Al-Farih.
Penulis
Ringkasan : Riyadul Maisah
----------------------------------------------------------------------
"Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis),
Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah
memperbuat perumpamaan perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu"(Q.S. An Nuur 24:35).
"Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku
satu ungkapan tentang Islam,
yang saya tidak memintanya kepada siapapun
kecuali kepadamu." Rasulullah
saw
bersabda, "Katakanlah, 'Aku beriman
kepada Allah,' kemudian Istiqamahlah."
(H.R. Muslim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar