Selasa, 16 Oktober 2012

Mata Kuliah Bahasa Bantu

-->
SITUASI  SOSIOLINGUISTIK  DI INDONESIA
Disusun oleh
Kelompok enam ( 6 )
Riyadul MaisahNuryani, Risma Anriani, Resti Aryani , Qoriah Inayah
Abstrak
Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan kita. Hal ini meski kita sadari. Terutama dalam keanekaragaman bahasa di Indonesia yang begitu banyak, sehingga dapat dijelaskan terkait situasi Sosiolinguistik di Indonesia. Namun, dalam makalah ini kami mempersempitnya menjadi Situasi Sosiolinguistik di kota Bandung. Yang pada intinya menggambarkann pengertian Sosiolinguistik, keragaman penutur bahasa di kota Bandung serta menjelaskan aspek yang mempengaruhi situasi Sosiolinguistik di Bandung.
Kata Kunci
Sosiolinguistik, Bahasa Indonesia dan kota Bandung

A.    Pendahuluan
Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan kita. Hal ini harus kita sadari benar-benar. Terutama dalam keanekaragaman bahasa di Indonesia yang begitu banyak. Keragaman bahasa inilah yang menyebabkan situasi Sosiolinguistik di Indonesia menjadi bervariasi. Ini terjadi karena Indonesia adalah salah satu Negara terkaya di seluruh permukaan bumi. Dari jumlah total sekitar lima sampai enam ribu bahasa barang kali lebih yang digunakan oleh sekitar 215 juta penutur bahasa pada tahun 1990 ( Jerome, 2008:64), terutama pada tahu 2012 banyak bahasa yang berdatangan sehingga mempengaruhi bahasa di Indonesia.
Keragaman bahasa nampaknya merupakan sebuah kekayaan yang perlu disyukuri. Namun dari keberagaman tersebut, menjadikan kemurnian bahasa yang ada di suatu Negara terkontaminasi dengan bahasa-bahasa yang ada di dunia.
Indonesia sebagai Negara plural merupakan salah satu Negara yang kaya akan bahasa daerahnya. Banyak ditemukan dari berbagai daerah yang ada di Indonesia antara daerah yang satu dengan yang lainnya berbeda bahasa. Sebagai salah satu contoh bahasa daerah di Suku Jawa dengan daerah di Suku Sunda dari bahasanya jelas berbeda dan bahkan dari dialeknyapun berbeda.
Inilah yang menarik bagi penulis, untuk mengemukakan Situasi Sosiolinguistik di Indonesia, banyak juga masyarakat yang jelas-jelas dalam kesehariannya menggunakan bahasa daerahnya. Namun, dengan seiring zaman bahasa asli yang menjadi identitas dari sukunya banyak dipengaruhi oleh bahasa-bahasa daerah lainnya dan banyak juga mengambil bahasa-bahasa serapan dari bahasa Asing.
 Seperti halnya di Tanah Parahyangan penulis mengamati banyak masyarakat terlebih para Pemuda/Pemudinya dalam keseharian berbahasa Sunda akan tetapi banyak yang tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Sunda itu sendiri. Seperti banyak di temukannya pencapuradukan antara bahasa Sunda dengan bahasa lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pengaruh zaman yang ditandai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Iptek apalagi dengan banyaknya media-media cetak maupun Elektronik yang telah menyebar dan juga banyak masyarakat yang menikmati dari kemajuan Iptek tersebut. Dengan permasalahan di atas yang telah dikemukakan, maka penulis akan lebih memfokuskan pada salah satu daerah di Indonesia yakni, Situasi Sosiolinguistik di Kota Bandung. Untuk lebih memperjelas mengenai Situasi Sosiolingustik di Kota Bandung, maka penulis merumuskan:
a.       Apa pengertian sosiolinguistik?
b.      Bagaimanakah keragaman penutur bahasa di Kota Bandung
c.       Apakah aspek yang mempengaruhi situasi Sosiolinguistik di Bandung?

B.     Pembahasan
a.       Pengertian Sosiolinguistik
Sosiolinguistik adalah Mengandung  kata sosio dan linguistik, perpaduan dari sosiologi dan linguistik. Sosio mengandung makna masyarakat dan yang terkait dengan masyarakat (sistem, struktur, tradisi, adat, kebudayaan dll.), sedangkan Linguistik bermakna ilmu tentang bahasa (dari unsur terkecil sampai satuan yang paling lengkap), sehingga dapat diartikan Sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa dilihat dari penggunaanya di masyarakat.
Sosiolinguistik merupakan cabang linguistik yang mengkaji hubungan antara bahasa dan masyarakat penuturnya. Ilmu ini merupakan kajian kontekstual terhadap variasi penggunaan bahasa masyarakat dalam sebuah komunikasi yang alami. Seperti yang dikemukakan oleh Abdul Chaer (2004:2) Sosiolinguistik adalah bidang ilmu antar disiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di dalam masyarakat.
Wikipedia (2002:10-11) menyatakan Sosiolinguistik merupakan kajian interdisipliner yang mempelajari pengaruh budaya terhadap cara suatu bahasa digunakan. Dalam hal ini bahasa berhubungan erat dengan masyarakat suatu wilayah sebagai subyek atau pelaku berbahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi antara kelompok yang satu dengan yang lain.
Sehingga dapat kita simpulkan bahwasannya sosiolinguistik merupakan ilmu yang mempelajari perbedaan atau variasi bahasa yang digunakan di masyarakat sebagai penutur yang bertujuan untuk interaksi serta komunikasi, yang keberadaannya dipengaruhi oleh budaya terhadap cara suatu bahasa digunakan.  

b.      Keragaman Penutur Bahasa di Kota Bandung
Bandung merupakan daerah yang padat akan penduduk, baik oleh penduduk asli maupun pendatang yang semakin hari semakin ramai. Karena banyaknya pendatang di berbagai daerah yang masuk, maka tingkat perbedaan bahasa yang digunakan oleh para penutur mulai bermuculan sehingga menyebabkan terjadinya keragaman bahasa di kota Bandung. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, mayoritas  masyarakat kota Bandung adalah berbahasa Sunda. Akan tetapi, banyak keunikan yang diucapkan oleh masyarakatnya. Terutama kaum Pemuda/Pemudi dalam keseharian berbahasa Sunda, yang menyebabkan ketidaksesuaian dengan kaidah Bahasa Sunda itu sendiri. Misalnya, banyak ditemukannya pencapuradukan antara bahasa Sunda dengan bahasa lainnya, atau bahasa Sunda dengan bahasa Indonesia, yang menyebabkan keragaman bahasa di kota Bandung.
Sehinga dapat dikelompokan, bahasa yang ada di kota Bandung seperti bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Padang, bahasa Madura, bahasa NTT (Nusa Tenggara Timur) dll, yang seiringan waktu dapat mempengaruhi beragamnya penutur bahasa yang terdapat di kota Bandung.
Akan tetapi, para pendatang ketika berkomunikasi dengan para kerabat yang tinggal di Bandung menggunakan bahasa Indonesia, itu semata-mata dimaksudkan untuk lebih memudahkan dalam berkomunikasi. Namun, sesama orang-orang yang sedaerah, mereka lebih cendrung menggunakan bahasa daerahnya.
Adapun bagi masyarakat kota Bandung asli, banyak juga yang berbahasa Sunda campuran alias gado-gado. Sebagai contoh: “Saya mah…, Kamu mah.., kayanya mah…, itu mah…, itu teh...,Gue tabok, dll”.
Hal ini dapat kita simpulkan bahwasannya keragaman penutur bahasa di kota Bandung sangat bervariasi.

c.       Aspek yang Mempengaruhi Situasi Sosiolinguistik di Kota Bandung
Keadaan Sosiolinguistik di kota Bandung sangat bervariasi disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam pula para penuturnya serta tidak homogen. Hal ini bisa terjadi mengingat kondisi masyarakat di Kota Bandung yang beragam dengan keanekaragaman bahasa yang dimiliki pula. Bahasa Indonesia yang menyebar luas dan dipakai oleh masyarakatnya terkadang mengalami penyesuaian oleh masayakat penuturnya akibat kondisi dan situasi yang dihadapi penuturnya. Semuanya mengalami penyesuaian seiring dengan tetap dipakainya bahasa daerah masing-masing. Inilah merupakan salah satu yang menyebabkan variasi berbahasa timbul yaitu akibat penyesuaian dengan kondisi dan lingkungan dimana si penutur hidup dan berinteraksi. Ragam bahasa yang bervariasi ini merupakan salah satu dari sejumlah variasi yang terdapat dalam pemakaian bahasa.  Variasi ini muncul karena pemakai bahasa memerlukan alat komunikasi yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
Sejalan dengan karakter bahasa di masyarakat yang menyebabkan keragaman dalam berbahasa. Misalnya sebagai berikut:
a)      Ibarat air, tersesuaikan dengan pengguna, situasi dan kondisi penggunaan
b)      Tersesuaikan dengan karakter individual pengguna (watak, sikap, pandangan hidup, agama, pendidikan, kecerdasan, minat, dll.)
c)      Tersesuaikan dengan karakter komunitas (pelajar, mahasiswa, buruh, guru, tentara, pengusaha, supir, penggemar burung, tanaman hias, geng motor dll.)
d)     Tersesuaikan dengan situasi/kondisi (rapat, ngobrol santai, pasar, bergembira, bersedih dll.)
Selain terpengaruh oleh karakter bahasa di Masyarakat, situasi Sosiolinguistik di kota Bandung  juga, dipengaruhi oleh tingkat modernisasi yang kian melekat terhadap masyarakat. Modernisasi dan globalisasi merupakan hal yang paling disalahkan.  Karena secara langsung dan bertubi-tubi, mereka menyusup kedalam kehidupan sehari-hari dan memberikan antibody terhadap kemapanan. Ia merubah bahasa Sunda yang dahulu adalah bahasa keramat dan terhormat, menjadi bahasa yang lucu, pinggiran dan terkesan “rendahan”. Berkembangnya bahasa “gaul” menyebabkan bahasa Sunda terpinggirkan. Karena kesan inilah bahasa Sunda mulai ditinggalkan oleh generasi penerus bangsa.
Aspek yang lainnya adalah, media juga menjadi aktor musnahnya bahasa Ibu di negeri ini. Di televisi misalnya, seseorang yang berbahasa Sunda, disimbolkan sebagai seorang babu, pembantu, tukang kebun, dan lain sebagainya. Sementara majikan menggunakan bahasa inggris atau setidaknya bahasa Indonesia. Kemudian muncul bahasa-bahasa alay, yang berasal dari media Teknologi seperti bahasa Facebook, Twitter, Blackberry massangger yang menimbulkan serta menumbuh kembangkan bahasa-bahasa baru seperti “loe kepo, loe cupu…, chiyus?, mieapa…?, kamseupay..., peobok lah…,alah ngojeg nih..dll”.     
  Selain hal diatas, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional juga mempunyai andil dalam mempengaruhi situasi Sosiolinguistik di kota Bandung. Misalnya, adanya pernikahan antar etnis, menjadikan bahasa Ibu ditinggalkan dan beralih menggunakan bahasa Indonesia. Demikian seterusnya dan diturunkan kepada anak-anak mereka. Bahkan yang lebih parah, tidak jarang di pedalaman yang biasa menggunakan bahasa ibu dalam kehidupan sehari-hari, mengajari anaknya sejak lahir dengan menggunakan bahasa Indonesia. Maka jangan heran jika ada pepatah mengatakan “wong jowo ning ora njawani (orang jawa tapi tidak paham jawa)” atau lain sebagainya.
Kekurangmampuan generasi muda dalam menggunakan bahasa ibu, tak lepas dari desakan bahasa Indonesia yang semula hanya dipakai dalam situasi resmi. Penggunaan bahasa ini mulai bergeser dari situasi resmi menjadi bahasa pergaulan sehari hari. Sudah jarang sekali sekarang anak-anak muda berkumpul dan bercanda gurau dengan bahasa Sunda mereka. Apabila ini dibiarkan, maka tidak lama lagi bahasa Sunda akan benar-benar hilang di negeri ini.
Secara umum dapat dikatakan bahasa Sunda sudah tidak berkembang. Selain itu kita lihat bahwa dalam semua bidang kebudayaan masa kini kekosongan kosa kata bahasa  Sunda semakin meluas, sehingga muncul keperluan untuk berpaling kepada bahasa Indonesia. Itulah sebabnya aspek yang mempengaruhi situasi Sosiolinguisti di kota Bandung. Untuk itulah, mulai saat ini  mari kita sadar akan pentingnya menjaga kelestarian bahasa Sunda. Jangan pernah memandang sebelah mata dan menganggap bahasa Sunda adalah bahasa lucu, pinggiran bahkan rendahan. Bahasa yang telah diwariskan secara turun temurun itu patut dilestarikan sebagai warisan budaya yang tak ternilai harganya. Karena bangsa yang maju akan selalu menghargai dan melestarikan budayanya. Mulailah dari terbiasa mengucapkan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari. Walau mengetahui dan memahami bahasa lain juga perlu, setidaknya saat kita bersama keluarga, atau orang serumpun, maka berbicara dengan bahasa Sunda merupakan  hal yang harus selalu dilakukan. Selain itu, sekolah dan pendidikan lain juga wajib memberikan porsi yang ideal bagi pelajaran bahasa Sunda di kota Bandung. Jangan hanya bahasa asing yang didahulukan demi gengsi dan nama besar sekolah. Jika bukan kita, siapa lagi, jika bukan sekarang, kapan lagi.

C.    Kesimpulan
Sejalan dengan yang dikemukakan di atas terkait situasi sosiolinguistik di Indonesia yang memfokuskan kepada situasi sosiolinguistik di Kota Bandung bisa diambil benang merahnya, yaitu bahwasannya bahasa yang digunakan oleh masyarakat di kota Bandung dalam adat-adat pemakaian bahasa masyarakatnya merubah, seiring menguatnya bahasa Indonesia serta bahasa-bahasa daerah lain dengan merugikan pengguna bahasa Sunda.
Namun, situasi sosiolinguistik di Kota Bandung dideskripsikan karena karakter pengguna bahasa yang dikategorikan sebagai berikut: Ibarat air, tersesuaikan dengan pengguna, situasi dan kondisi penggunaan, tersesuaikan dengan karakter individual pengguna (watak, sikap, pandangan hidup, agama, pendidikan, kecerdasan, minat, dll.), tersesuaikan dengan karakter komunitas (pelajar, mahasiswa, buruh, guru, tentara, pengusaha, supir, penggemar burung, tanaman hias, geng motor dll.), tersesuaikan dengan situasi/kondisi (rapat, ngobrol santai, pasar, bergembira, bersedih dll.).
Serta yang paling menonjol adalah banyaknya pendatang dari daerah, modernisasi, serta media. lain yang menggambarkan situasi bahasa di Kota Bandung bervariasi.

RUJUKAN PUSTAKA
Samuel, Jerome. 2008. Kasus Ajaib Bahasa Indonesia? Pemodernan Kosa Kata dan Politik Peristilahan. Jakarta: Gramedia.

Chaer, Abdul.2002.  Psikolinguistik.  Jakarta : Renika Cipta.

Guntur, Tarigan. 1984. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Santoso, Ananda. 1992. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:Pestaka Dua Surabaya.
Referensi :
www.google.com Wekipedia : Sosiolinguistik menurut par ahli. Selasa Pukul 12.30 WIB 10-11-2002

Tidak ada komentar:

Posting Komentar