Selasa, 15 Mei 2012

Tips Membelajarkan Murid Agar Generasi Emas Hadir Melalui PBM


PENGAJAR SIAP MENCIPTAKAN GENERASI EMAS
Memperingati hari Pendidikan Nasional Indonesia pada tanggal 2 Mei 2012 yang lalu, merupakan semangat yang senantiasa memotivasi menyiapkan Generasi berpuluh-puluh tahun mendatang dengan lebih baik lagi. Banyak sekali kata-kata yang menyemangati dan mempengaruhi semangat para Pengajar untuk bisa meraih cita-cita membangkitkan Generasi Emas.
Kemdikbud menekankan bahwa generasi emas yang dimaksud adalah lahirnya generasi di masa mendatang pada tahun 2045, dimana mereka yang usia 0-9 tahun akan berusia 35-45 tahun, lalu yang usia 10-20 tahun berusia 45-54. Dimana, pada usia-usia itu yang memang memegang peran penting dan sentral di suatu negara. Oleh karena itu sambutan Beliau bertemakan “ Bangkit Generasi Emas Indonesia”. Ujar Beliau “ Tahun sekarang adalah tahun menanam Generasi Emas, Investasi. Untuk itu, asset berharga harus benar-benar disiapkan sehingga pada 100 tahun kebangkitan Nasional, Indonesia memilih Generasi yang mampu bersaing secara global.
Pernyataan Kemdikbud di atas, bagi saya merupakan sebuah momentum untuk senantiasa bisa memperkokoh kesadaran dan komitmen akan pentingnya pendidikan yang berkwalitas bagi masa depan bangsa. Sejalan dengan yang dikemukakan Ensu Al-Faizin, “ Dari sambutan tersebut motivasi saya untuk berbuat dan mengaktualisasikan tema tersebut dalam keseharian di lingkungan dunia pendidikan menjadi cita-cita untuk membangkitkan Generasi Emas”.
 Namun, beda halnya dengan pernyataan Bejo Slamet yang mengungkapkan kemirisan nyata dalam dunia Pendidikan. Ujar Bejo , “Saat ini saat pendidikan landasan yang dipakai adalah sekulerisme, kapitalisme, liberalisme. Sekulerisme menyebabkan lembaga pendidikan kehilangan orientasi untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter. Outputnya, adalah orang-orang yang tak lagi mengindahkan ajaran agama dan tipis akhlaknya. Ditambah dengan ditanamkannya ide liberalisme, lahirlah siswa-siswa yang bertingkah laku dan bergaya hidup bebas, dan cenderung sulit diatur. Muncul berbagai problem seperti gaya hidup bebas, seks bebas, narkoba, tingkah laku brutal, tawuran, dan sebagainya”.
Menurut saya, Realita nyata yang diungkapkan oleh Bejo Slamet bisa menjadi gambaran yang luar biasa untuk para Pengajar agar senantiasa bercermin kedepan, untuk sama-sama bekerjasama menciptakan Generasi Emas yang berkwalitas serta tidak berlandaskan Sukarelisme, Kapitalisme, dan Liberalisme.
Oleh karena itu, saya sebagai calon Pengajar Bahasa dan Sastra Indonesia, untuk membelajarkan murid agar Generasi Emas hadir melalui proses belajar mengajar B.Indonesia memiliki sebuah tips yang mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi kita semuanya.
“ Ingatkan dan senantiasa motivasi peserta didik agar menjadikan sekolah yang mereka singgahi adalah sebuah kanvas dan dia (murid) adalah seorang pelukis. Apabila melihat kanvas didepannya , maka dia akan senantiasa senang memolesnya. Dia bebas berekspresi dengan segala imajinasinya. Dan dapat kita (Pengajar ) liat hasilnya bertapa indah dan mengagumkan karyanya. Senantiasa mengingatkan untuk berpandai-pandailah mengisi waktu luang. Misalnya membuat kegiatan yang melibatkan kelas itu tersa hangat atau saling bertukar pikiran mengenai materi contohnya belajar berbahasa yang baku sesuai kaidah kebahasaan, membahas materi bahasa Indonesia misalnya  membuat puisi, cerpen atau sebagainya.”
Mungkin itu tips yang bisa saya kemukakan. Saya yakin dimanapun seorang pengajar yang pandai berkreasi berada, maka keberadaannya akan selalu hangat dan mengasyikan. Dan akan memudah menciptakan serta membangkitkan Generasi Emas untuk bersaing secara global dimasa yang akan datang. Seorang pengajar harus siap menciptakan Generasi Emas harus sanggup melangkah jutaan kilo tak terbayangkan jika langkah pertama diikuti keyakinan untuk sukses membangkitkan Generasi Emas ***UMRISTA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar