Novel “Hafalan Shalat Delisa” Karya Tere Liye
Tsunami
adalah sebuah peristiwa menggentarkan jiwa bila merasakan, mengingat dan
melihat bumi yang menggeliat. Peristiwa tsunami terjadi ketika lantai laut
retak seketika, merekah panjang ratusan kilometer. Tarian kematian mencuat
mengirimkan pertanda kelam menakutkan. Tanah bergetar dahsyat, menjalar,
merambat menggetarkan seluruh dunia. Bumi bak digoyangkan tangan raksasa, air
laut bagai mendidih, tersedot ke dalam rekahan yang maha luas.
Tarian kematian
semakin mengerikan, aroma tragedi besar menggantung di langit-langit samudera,
seribu malaikat bertasbih di atas langit, melesat siap menjemput. Gempa
menjalar dengan ketakutan dahsyat bagai di pukul tenaga raksasa, air yang
tersedot ke dalam rekahan tanah kembali mendesak ke luar, kembali menghempas
terbalik. Sejuta laksa air laut menderu, menerpa amat ganas, bagai
tangan-tangan raksasa menuju bibir pantai. Mendesis mengerikan, bergemuruh dan
menakutkan.
Saat
tsunami akan banyak manusia yang belajar untuk memaknai nilai-nilai keikhlasan,
mencintai kehidupan juga kematian, mencintai anugerah juga musibah dan
mencintai indahnya hidayah dalam ibadah. Karena hidup adalah lautan yang harus
dilayari oleh manusia agar sampai di tempat tujuan. Di hempas ombak, di lempar
badai adalah pahit manis kehidupan yang harus di reguh dengan senyuman.
Luka-luka dibalut dengan doa. Setiap
detak nafas adalah meringkas jalan pulang. Entah bersama atau sendiri menempuh
jarak lapangkan Illahi Rabbi.
Dalam
kesadaran ibadah manusia akan semakin kuat ketika memohon kekuatan dan Allah
memberinya kesulitan, ketika memohon kebijaksanaan Allah memberinya masalah
yang harus dipecahkan, ketika manusia meminta keberanian Allah memberinya
musibah yang harus dianalisa dengan akal dan kalbunya. Manusia akan merasakan
seperti tidak mendapatkan apa yang diinginkan tetapi Allah memberikan apa yang
sebenarnya dibutuhkan. Ilmu dan pengetahuan Allah begitu luas dalam mengiring
hamba-Nya untuk datang mendekati-Nya.
Ketika
kehidupan memberi manusia seribu alasan untuk menginginkan sesuatu, Allah punya
sejuta tahu akan kebutuhan manusia. Hanya dengan rasa syukur dan keikhlasanlah
manusia akan menikmati setiap waktu yang berdetak yang telah dianugerahkan
Allah SWT. Meskipun dia sedang dihempas gelombang kehidupan.
Isilah
kehidupan dengan ibadah yang penuh dengan ketulusan, kekhusyuan dan keikhlasan.
Ibadah harus dijalankan oleh siapapun baik orang tua maupun anak-anak. Tata
cara ibadah tanamkanlah pada anak-anak agar ia mempunyai iman yang kokoh yang
akarnya menghujam ke hati, batangnya kokoh dan berdaun rindang oleh ibadah,
sehingga jiwanya menjadi hidup. Hanya dengan berpasrah dan berserah diri pada
Allah manusia akan tenang karena setiap langkah kaki ada dalam rencana-Nya dan
semua berjalan dalam kehendak-Nya.
By: UMRISTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar